LAPORAN PENDAHULUAN
ASHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PADA THYPOID
- A. KONSEP DASAR
- I. PENGERTIAN
Thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam lebih dari 7 hari, ganggun pada saluran cerna, dan gangguan kesadaran (Rampengan, 1990)
- II. ETIOLOGI
Salmonella typhii mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- - Basil gram negatif.
- - Bergerak dengan rambut getar
- - Tidak berspora.
Salmonella typhii mempunyai 3 macam antigen. Yaitu :
- 1. Antigen O (somatik, terdiri zat kompleks lipopolisakarida) berasal dari tubuh kuman antigen O menunjukkan bila seseorang belum pernah menderita/baru pertama terjangkit.
- 2. Antigen H (Flagella kuman) antigen H menunjukkan bila
sudah pernah terjangkit /kekambuhan ulang.
- 3. Antigen Vi (terletak pada kapsul dari kuman yang mempunyai struktur kimia protein)
(IPD, jilid I Edisi 3, 1996, 437)
Cara penularan :
- ¬ Fecal oral.
- ¬ Faktor predieposisi :
- • Makanan/minuman yang terkontaminasi bakteri/vektor.
- • Sumber infeksi/pembawa kuman “carier”
- • Sanitasi dan hygiene yang jelek.
- • Sosial ekonomi rendah.
- III. PATOFISIOLOGI
Basil Salmonella Typhii
- IV. GEJALA KLINIS
Masa tunas 7-14 (rata-rata 3 – 30) hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal (gejala awal tumbuhnya penyakit/gejala yang tidak khas) :
- • Perasaan tidak enak badan
- • Lesu
- • Nyeri kepala
- • Pusing
- • Diare
- • Anoreksia
- • Batuk
- • Nyeri otot
Menyusul gejala klinis yang lain
- 1. DEMAM
Demam berlangsung 3 minggu
- • Minggu I : Demam remiten, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari
- • Minggu II : Demam terus
- • Minggu III : Demam mulai turun secara berangsur - angsur
- 2. GANGGUAN PADA SALURAN PENCERNAAN
- • Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor
- • Hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan
- • Terdapat konstipasi, diare
- 3. GANGGUAN KESADARAN
- • Kesadaran yaitu apatis – somnolen
- • Gejala lain “ROSEOLA” (bintik-bintik kemerahan karena emboli hasil dalam kapiler kulit)
(Kapita Selecta Kedokteran, jilid 2)
(IPD, jilid 1, Edisi 3, 1996)
- V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium
- • Pemeriksaan darah tepi : dapat ditemukan leukopenia,limfositosis relatif, aneosinofilia, trombositopenia, anemia
- • Biakan empedu : basil salmonella typhii ditemukan dalam darah penderita biasanya dalam minggu pertama sakit
- • Pemeriksaan WIDAL - Bila terjadi aglutinasi
- Diperlukan titer anti bodi terhadap antigeno yang bernilai 1/200 atau peningkatan 4 kali antara masa akut dan konvalesene mengarah kepada demam tiphoid
(IPD, jilid I, Edisi 3, 1996)
- VI. PENATALAKSANAAN
Terdiri dari 3 bagian, yaitu :
- 1) Perawatan
- • Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14 hari.
- • Posisi tubuh harus diubah setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus.
- • Mobilisasi sesuai kondisi.
- 2) Diet
- • Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air-lunak-makanan biasa)
- • Makanan mengandung cukup cairan, TKTP.
- • Makanan harus menagndung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
- 3) Obat
- • Antimikroba
- - Kloramfenikol
- - Tiamfenikol
- - Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan Sulkametoksazol)
- • Obat Symptomatik
- - Antipiretik
- - Kartikosteroid, diberikan pada pasien yang toksik.
- - Supportif : vitamin-vitamin.
- - Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuroprikiatri.
(IPD, jilid I, Edisi 3, 1996)
KOMPLIKASI
Komplikasi dapat dibagi dalam :
- 1. Komplikasi intestinal
- a. Perdarahan usus
- b. Perforasi usus
- c. Ileus paralitik
- 2. Komplikasi ekstra intestinal.
- a. Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis) miokarditis, trombosis, dan tromboflebitie.
- b. Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik
- c. Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.
- d. Hepar dan kandung empedu : hipertitis dan kolesistitis.
- e. Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
- f. Tulang : oeteomielitis, periostitis, epondilitis, dan arthritis.
- g. Neuropsikiatrik : delirium, meningiemus, meningitie, polineuritie, perifer, sindrom Guillan-Barre, psikosis dan sindrom katatonia.
Pada anak-anak dengan demam paratifoid, komplikasi lebih jarang terjadi. Komplikasi sering terjadi pada keadaan tokremia berat dan kelemahan umum, terutama bila perawatan pasien kurang sempurna.
(IPD, jilid I, Edisi 3, 1996)
PENCEGAHAN
- 1. Usaha terhadap lingkungan hidup :
- a. Penyediaan air minum yang memenuhi
- b. Pembuangan kotoran manusia (BAK dan BAB) yang hygiene
- c. Pemberantasan lalat.
- d. Pengawasan terhadap rumah-rumah dan penjual makanan.
- 2. Usaha terhadap manusia.
- a. Imunisasi
- b. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : hygiene sanitasi personal hygiene. (Soeparman, 1987)
ASUHAN KEPERAWATAN
- I. PENGKAJIAN
- 1. Identitas
- a. Anak
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Dx. masuk
Tanggal MRS/jam
Tanggal Pengkajian/jam
Sumber Informasi
- b. Orang tua
Nama
Umur
Alamat
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
untuk dokumen yang lebih lengkap silakhkan download secara gratis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar