ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN ASD (ATRIAL SEPTAL DEFECT) POST OPEN HEART
LANDASAN TEORI
Pengertian
ASD adalah suatu kelainan jantung bawaan dimana terdapat defeck sederhana atau multiple antara kedua atrium (Junadi, Purnawan dkk, (1992, 615)
Etiologi
Penyebab secara pasti belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain :
Faktor genetik : Kelainan kromosom seperti pada down syndrom, tuner syndrom dan lain – lain.
Faktor lingkungan : gangguan sirkulasi utero placentair.
Pada saat hamil ibu menderita pubella, ibu hamil yang alkoholik, usia ibu yang saat hamil lebih dari 40 tahun.
Patofisiologi
ASD akibat terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan organ atrium menjadi atrium kiri dan kanan. Akibat adanya celah patologis antara atrium kanan dan atrium kiri, klien dengan defec septum atrium mempunyai beban pada sisi jantung kanan , akibat pirau dari atrium kiri ke atrium kanan. Beban tersebut merupakan beban volume (volume overload). Aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe osteum sekundum dan tipe sinus venosus akan menyebabka keluhan kelemahan dan sesak nafas, umumnya timbul pada usia dewasa muda. Kegagalan jantung kanan serta aritma supra ventrikulear dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Namun apabila repurigtusi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat dan lebih awal. Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40 tahun.
Terdapat 3 bentuk anatomik ASD yaitu :
Defec Fossa Sekundum (90%) atau ASD II (ASD Sekunder) bila lubang terletak didaerah fosa ovalis.
Defek sinus venosus atau vena cava superior (5%) bila lubang terletak didaerah venosus (dekat muara vena cava superior dan inferior).
Endokardial Eushion Defect (5%) atau ASD I (ASD Primer) bila lubang terletak didaerah ostium prenium(termasuk salah satu bentuk defec septum atrioventrikuler.
Kesalahan pada jumlah abservasi dan prokferasi
Jaringan pada tahap perkembangan, pemisahan rongga atrium
Celah patologis antara atrium kanan & kiri.
Pirau dari atrium kanan & kiri
Beban pada sisi kanan jantung
Beban volume (volume overload)
Open heart
Nyeri Aktivitas Pola Nafas
Gejala Klinis
Nyeri pasca operasi
Sesak nafas
Capek selama aktivitas (kelemahan fisik, letih, lelah).
Anoreksia, mual, muntah kadang - kadang terjadi
Pada pemeriksaan ditemukan :
Aktifitas ventrikel kanan jelas teraba pada parasternal kanan.
Bunyi Sistolik murmur II
Wide fixed split bunyi jantung II
Komplikasi
Bias disertai dengan kelainan jantung lain.
Prognosa
Bila ukuran kecil (1 ½ cm) tidak ada keluhan
Defect sedang / besar akan timbul keluhan pada umur 50 tahun.
Pada endocardial Eushion defect akan lebih cepat terjadi penyakit jantung.
Penatalaksanaan
Tindakan bedah dilakukan atas indikasi.
ASD dengan keluhan shunt besar
ASD dengan pulmonag blood flow 2 x sistemic blood flow.
LANDASAN ASKEP
Pengkajian
Biodata
Meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, suku bangsa, Nama, No. Register, Dx. Medik.
Keluhan Utama
Nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak nafas sianosis, kelemahan, nafas cepat, nyeri.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pernah menderita penyakit jantung.
Riwayat Penyakit Keluarga
Didalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung.
Riwayat Psikososial Spiritual
Riwayat Psikologis
Kekhawatiran akan penyakit yang diderita.
Riwayat Sosial
Keinginan untuk lebih diperhatikan.
Riwayat Spiritual
Mendekatkan diri pada Tuhan, keyakinan akan penyakitnya.
Activity Daily Life
Nutrisi
Anoreksa, mual, muntah, kadang – kadang terjadi.
Aktivitas
Mengalami kelemahan fisik, letih, lelah.
Istirahat tidur
Mengalami gangguan karena sesak.
Eliminasi
Memerlukan bantuan
Personal Hygiene
Memerlukan bantuan
Pemeriksaan
Aktivitas ventrikel kanan jelas teraba parasternal kanan, dan thrill (25%) di sela iga II atau kiri, pada auskultasi didapatkan sistolis mur – mur II , pada defect besar didapatkan.
Efection sistolik mur – mur
Flow mur – mur
Mur – mur pernsistolic di apex bila terdapat mitral defectelert.
Wide fixed split bunyi jantung.
Pada foto thorax pembesaran jantung, atrium kanan, atrium kiri dan arteri menonjol.
Diagnosa keperawatan
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d post operasi
Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Resiko ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa O2 (kehilangan darah)
Intervensi
Diagnosa I
Tujuan: klien mengatakan nyeri hilang
Kriteria hasil : - menunjukkan ekspresi wajah rileks, kemampuan istirahat cukup
Intervensi
Kaji tipe lokasi dan intensitas nyeri
R/ Nyeri dirasakan, dimanifestasikan dan ditoleransi secara individual
Observasi cemas, mudah terangsang, menangis, gelisah, gangguan tidur
R/ Petunjuk nonverbal dapat mengindikasikan adanya/derajat nyeri yang dialami
Pantau tanda-tanda vital
R/ Kecepatan jantung bias meningkat karena nyeri. TD meningkat karena ketidaknyamanan insisi tetap/ dapat menurun atau tidak stabil karena nyeri dada berat.
Berikan posisi yang nyaman, bila perlu dipakai adat
R/ Bantal/gulungan selimut berguna untuk menyokong ekstremitas, mempertahankan poster tubuh dan meningkatkan kenyamanan
Ajarkan teknik relaksasi – destraksi
R/ Mengurangi ketegangan otot sehingga nyeri berkurang
Selidiki laporan nyeri pada area yang tak biasanya atau keluhan tak jelas adanya ketidaknyamanan, khususnya bila disertai perubahan mental, jadwalkan aktivitas perawatan untuk seimbang dengan periode tidur
R/ Istirahat tidur penting untuk proses penyembuhan.
Dx II
Tujuan : klien berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
Kriteria hasil : mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelemahan selama aktivitas
Intervensi
Pantau tanda vital selama, sebelum dan setelah aktivitas
R/ Deteksi dini terjadinya komplikasi
Catat respon kardiopulmunal terhadap aktivitas, catat takikardia, disritmia, dispsnea, kekeringan, pucat.
R/ Penurunan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan O2 juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
Kaji penyebab kelemahan
R/ Kelemahan adalah efek samping beberapa obat (B Bloker, traquilizer dan sedatif) nyeri dan program penusstres juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan.
Evaluasi peningkatan Intoleran Aktivitas
R/ Dapat menunjukkan peningkatan gugal jantung dari pada kelebihan aktivitas
Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan dini sesuai indikasi, selidiki periode aktivitas dan istirahat.
R/ Pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien tanpa mempengaruhi stress miokrad/kebutuhan O2 berlebih
Anjurkan untuk meningkatkan mobilitas secara bertahap
R/ Peningkatan terhadap aktivitas menghindari kerja jantung / konsumsi O2 berlebih
Dx III
Tujuan : mempertahankan pola nafas normal / ekfetif bebas sianosis dan tanda / gejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas bilateral, area paru bersih.
Kriteria : - tidak ada tanda sianosis / tanda-tanda hipoksia
Intervensi
Evaluasi Frekuensi pernafasan dan kedalaman
R/ Kecepatan dan upaya mungkin karena nyeri, akumulasi sekret, hipoksia atau deteksi gaster, penurunan pernafasan dapat terjadi karena penggunaan analgesik berlebih.
Auskultasi bunyi nafas
R/ Bunyi nafas sering menurun pada dasar para selama periode waktu setelah pembedahan dengan terjadinya atelektasis. Kehilangan bunyi nafas aktif pada area ventilasi sebelumnya dapat menunjukkan kolaps segmen paru.
Observasi karakter batuk dan produksi sputum
R/ Batuk dapat menunjukkan kongesti baru, sputup purulen menunjukkan infeksi paru
Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi / semi flower
R/ Merangsang fungsi pernafasan / ekspansi paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar