• Breaking News

    iklan

    Minggu, 24 November 2013

    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ASD (ATRIAL SEPTAL DEFECT) POST OPEN HEART


    ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
    DENGAN ASD (ATRIAL SEPTAL DEFECT) POST OPEN HEART

    LANDASAN TEORI
    Pengertian
    ASD adalah suatu kelainan jantung bawaan dimana terdapat defeck sederhana atau multiple antara  kedua atrium (Junadi, Purnawan dkk, (1992, 615)
    Etiologi
    Penyebab secara pasti belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain :
    Faktor genetik : Kelainan kromosom seperti pada down syndrom, tuner syndrom dan lain – lain.
    Faktor lingkungan : gangguan sirkulasi utero placentair.
    Pada saat hamil ibu menderita pubella, ibu hamil yang alkoholik, usia ibu yang saat hamil lebih dari 40 tahun.
    Patofisiologi
    ASD akibat terjadinya kesalahan pada jumlah absorbsi dan proliferasi jaringan pada tahap perkembangan pemisahan organ atrium menjadi atrium kiri dan kanan. Akibat adanya celah patologis antara atrium kanan dan atrium kiri, klien dengan defec septum atrium mempunyai beban pada sisi jantung kanan , akibat pirau dari atrium kiri ke atrium kanan. Beban tersebut merupakan beban volume (volume overload). Aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe osteum sekundum dan tipe sinus venosus akan menyebabka keluhan kelemahan dan sesak nafas, umumnya timbul pada usia dewasa muda. Kegagalan jantung kanan serta aritma supra ventrikulear dapat pula terjadi pada stadium lanjut. Namun apabila repurigtusi mitral berat, gejala serta keluhan akan muncul lebih berat dan lebih awal. Gejala ini umumnya ditemukan pada umur 20 – 40 tahun.


    Terdapat 3 bentuk anatomik ASD yaitu :
    Defec Fossa Sekundum (90%) atau ASD II (ASD Sekunder) bila lubang terletak didaerah fosa ovalis.
    Defek sinus venosus atau vena cava superior (5%) bila lubang terletak didaerah venosus (dekat muara vena cava superior dan inferior).
    Endokardial Eushion Defect (5%) atau ASD I (ASD Primer) bila lubang terletak didaerah ostium prenium(termasuk salah satu bentuk defec septum atrioventrikuler.

    Kesalahan pada jumlah abservasi dan prokferasi
    Jaringan pada tahap perkembangan, pemisahan rongga atrium

    Celah patologis antara atrium kanan & kiri.

    Pirau dari atrium kanan & kiri

    Beban pada sisi kanan jantung

    Beban volume (volume overload)

    Open heart

    Nyeri                          Aktivitas                 Pola Nafas

    Gejala Klinis
    Nyeri pasca operasi
    Sesak nafas
    Capek selama aktivitas (kelemahan fisik, letih, lelah).
    Anoreksia, mual, muntah kadang - kadang terjadi
    Pada pemeriksaan ditemukan :
    Aktifitas ventrikel kanan jelas teraba pada parasternal kanan.
    Bunyi Sistolik murmur II
    Wide fixed split bunyi jantung II
    Komplikasi
    Bias disertai dengan kelainan jantung lain.
    Prognosa
    Bila ukuran kecil (1 ½ cm) tidak ada keluhan
    Defect sedang / besar akan timbul keluhan pada umur 50 tahun.
    Pada endocardial Eushion defect akan lebih cepat terjadi penyakit jantung.
    Penatalaksanaan
    Tindakan bedah dilakukan atas indikasi.
    ASD dengan keluhan shunt besar
    ASD dengan pulmonag blood flow 2 x sistemic blood flow.

    LANDASAN ASKEP
    Pengkajian
    Biodata 
    Meliputi umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, suku bangsa, Nama, No. Register, Dx. Medik.
    Keluhan Utama
    Nyeri
    Riwayat Penyakit Sekarang
    Sesak nafas sianosis, kelemahan, nafas cepat, nyeri.
    Riwayat Penyakit Dahulu
    Pernah menderita penyakit jantung.
    Riwayat Penyakit Keluarga
    Didalam keluarga ada yang menderita penyakit jantung.

    Riwayat Psikososial Spiritual
    Riwayat Psikologis
    Kekhawatiran akan penyakit yang diderita.
    Riwayat Sosial
    Keinginan untuk lebih diperhatikan.
    Riwayat Spiritual
    Mendekatkan diri pada Tuhan, keyakinan akan penyakitnya.
    Activity Daily Life
    Nutrisi 
    Anoreksa, mual, muntah, kadang – kadang terjadi.
    Aktivitas
    Mengalami kelemahan fisik, letih, lelah.
    Istirahat tidur
    Mengalami gangguan karena sesak.
    Eliminasi
    Memerlukan bantuan
    Personal Hygiene
    Memerlukan bantuan
    Pemeriksaan
    Aktivitas ventrikel kanan jelas teraba parasternal kanan, dan thrill (25%) di sela iga II atau kiri, pada auskultasi didapatkan sistolis mur – mur II , pada defect besar didapatkan.
    Efection sistolik mur – mur
    Flow mur – mur 
    Mur – mur pernsistolic di apex bila terdapat mitral defectelert.
    Wide fixed split bunyi jantung.
    Pada foto thorax pembesaran jantung, atrium kanan, atrium kiri dan arteri menonjol.

    Diagnosa keperawatan
    Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d post operasi
    Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
    Resiko ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan kapasitas pembawa O2 (kehilangan darah)
    Intervensi
    Diagnosa I
    Tujuan: klien mengatakan nyeri hilang
    Kriteria hasil : - menunjukkan ekspresi wajah rileks, kemampuan istirahat cukup
    Intervensi
    Kaji tipe lokasi dan intensitas nyeri
    R/ Nyeri dirasakan, dimanifestasikan dan ditoleransi secara individual
    Observasi cemas, mudah terangsang, menangis, gelisah, gangguan tidur
    R/ Petunjuk nonverbal dapat mengindikasikan adanya/derajat nyeri yang dialami
    Pantau tanda-tanda vital
    R/ Kecepatan jantung bias meningkat karena nyeri. TD meningkat karena ketidaknyamanan insisi tetap/ dapat menurun atau tidak stabil karena nyeri dada berat.
    Berikan posisi yang nyaman, bila perlu dipakai adat
    R/ Bantal/gulungan selimut berguna untuk menyokong ekstremitas, mempertahankan poster tubuh dan meningkatkan kenyamanan
    Ajarkan teknik relaksasi – destraksi
    R/ Mengurangi ketegangan otot sehingga nyeri berkurang
    Selidiki laporan nyeri pada area yang tak biasanya atau keluhan tak jelas adanya ketidaknyamanan, khususnya bila disertai perubahan mental, jadwalkan aktivitas perawatan untuk seimbang dengan periode tidur
    R/ Istirahat tidur penting untuk proses penyembuhan.
    Dx II
    Tujuan : klien berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan dan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri
    Kriteria hasil : mencapai peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelemahan selama aktivitas
    Intervensi
    Pantau tanda vital selama, sebelum dan setelah aktivitas
    R/ Deteksi dini terjadinya komplikasi
    Catat respon kardiopulmunal terhadap aktivitas, catat takikardia, disritmia, dispsnea, kekeringan, pucat.
    R/ Penurunan miokardium untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dapat menyebabkan peningkatan segera pada frekuensi jantung dan kebutuhan O2 juga peningkatan kelelahan dan kelemahan.
    Kaji penyebab kelemahan
    R/ Kelemahan adalah efek samping beberapa obat (B Bloker, traquilizer dan sedatif) nyeri dan program penusstres juga memerlukan energi dan menyebabkan kelemahan.
    Evaluasi peningkatan Intoleran Aktivitas
    R/ Dapat menunjukkan peningkatan gugal jantung dari pada kelebihan aktivitas
    Berikan bantuan dalam aktivitas perawatan dini sesuai indikasi, selidiki periode aktivitas dan istirahat.
    R/ Pemenuhan kebutuhan perawatan diri klien tanpa mempengaruhi stress miokrad/kebutuhan O2 berlebih
    Anjurkan untuk meningkatkan mobilitas secara bertahap
    R/ Peningkatan terhadap aktivitas menghindari kerja jantung / konsumsi O2 berlebih
    Dx III
    Tujuan : mempertahankan pola nafas normal / ekfetif bebas sianosis dan tanda / gejala lain dari hipoksia dengan bunyi nafas bilateral, area paru bersih.
    Kriteria : - tidak ada tanda sianosis / tanda-tanda hipoksia
    Intervensi
    Evaluasi Frekuensi pernafasan dan kedalaman
    R/ Kecepatan dan upaya mungkin karena nyeri, akumulasi sekret, hipoksia atau deteksi gaster, penurunan pernafasan dapat terjadi karena penggunaan analgesik berlebih.
    Auskultasi bunyi nafas
    R/ Bunyi nafas sering menurun pada dasar para selama periode waktu setelah pembedahan dengan terjadinya atelektasis. Kehilangan bunyi nafas aktif pada area ventilasi sebelumnya dapat menunjukkan kolaps segmen paru.
    Observasi karakter batuk dan produksi sputum
    R/ Batuk dapat menunjukkan kongesti baru, sputup purulen menunjukkan infeksi paru
    Tinggikan kepala tempat tidur, letakkan pada posisi duduk tinggi / semi flower
    R/ Merangsang fungsi pernafasan / ekspansi paru.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Fashion

    Beauty

    Travel